Minggu, 27 April 2014

Pendidikan, Cerminan Indonesia Masa Depan



Pendidikan, Cerminan Indonesia Masa Depan
Jika kita mulai bicara tentang pendidikan yang ada di Indonesia saat ini benar – benar dalam masih dalam proses agar lebih baik. Akau paham untuk mengubah sesuatau agar sempurna memang perlu waktu dan yang selalu kita kenal dengan proses. Prosespun juga nggak mudah, begitu rumit dan slit karena terlalu banayak halangan dan terkadang halangan pemerintah dalam  pendidikan inipun salah satunya karena masyarakat Indonesia sendiri yag kurang mendukung dalam progam – progam yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Apalagi masih banyak di luar sana para orangtua yang tidak menyekolahkan anaknya dan terpaksa membantu mereka dalam mencukupi ekonomi yang sudah terlihat selangit. Aku sendiripun tidak menyalahkan mereka karena keadaan yang tidak memungkinkan itu dapat terjadi. Nah di sinilah peran pemerintah harus ada  dapat melihat dan mendengar serta merasakan  kerumitan hidup mereka dalam menjalani sulitnya hidup.
            Sebagian atau bahkan lebih dari kata sebagian itu sendiri masih banyak daerah terpencil yang ada di negara Indonesia yang kekurangan tenaga pengajar yang merupakan point utama dalam memajukan standart pendidikan yang ada. Kurangnya tenaga pengajar yang profesional tersebut mengakibatkan menurunnya tingkat kecerdasan anak di Indonesia dalam hal jumlah. Padahal di luar sana masih banayak anak yang mempunyai potensi di mana mereka tidak mempunyai semacam panutan yang dapat membantu mereka dalam memahami dirinya sendiri. Di Ibu kota sendiri juga banyak anak yang tidak bersekolah karena kurangnya biaya dan mahalnya pembayaran sekolah yang naik.
Di lain masalah yang masih mencangkup dalam pendidikan di Indonesia beberapa sekolah yang kurang dapat menertibkan siswanya baik dalam peraturan yang sudah dietapkan pihak sekolah sendiri, maupun tidak. Seperti seragam ssekolah bagi perempuan yang terlalu pendek, merokok, minim – minuman keras, tawuran, kebut – kebutan, bahkan kasus seperti pembulian, pelecehan seksual, pacaran di luar batasa yang sewajarnya,  pertengkaran karena masalah rebutan akan sesuatu baik itu seperti maslah pacar, jabatan, popularitas yang sama sekali  tidak ada kaitannya dalam progam Indonesia untuk menaikkan level pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah juga mengurusi kasus – kasus yang ada hubungannya akan masalah siswa agar setidaknya itu dapat mencegah keburukan yang timbul karena kurangnya perhatian pada siswa masalah perilaku dan kejiwaan mereka. Karena siswa – siswa ini nantinya merupakan cikal bakal dalam perwujudan cerminan pemimpin di Indoesia yang akan datang.

Bisikku Untukmu#puisi



Bisikku Untukmu
    Semakin dekat, semakin dekat....
    Walaupunku menjauh, dihatimu diriku tetap dekat
    Sejuta glester yang membeku, menunggu tuk dihangatkan
    Ruang dan waktu yang terlewat...menanti untuk datang kembali
          
  Layaknya dalam sebuah novel di buku yang tercipta
   Engkau lewati per-babnya denganku
    Begitu mudah dimengerti, walau sulitku jabarkan
     Untaian tangis penuh doa tak terucap...
     Kau kirimkan setiap malam lewati dimensi mimpi
     Hanyalah sebagai pelindung agung kecil untukku

   Selalu saja, aku selalu melihatmu dengan begitu sempurna
   Seperti cemin putih yang takkan rapuh, ternoda
   Penuhi jiwa hampaku dengan kehadiranmu di hidupku
    Seakan berkaca dalam genangan air fatamorgana
            
   Lampu inipun meredup dengan cepat
    Bisikkan bodoh ini menjerit dalam hati
    Membuatku terlihat kacau, buruk, dan rendah
     Perbandingan harga diri yang ternilai jelas
     
    Begitu terang pelitamu membangunkanku
      Mulai merenung, melihat, mengamati diriku
      Menyadarkanku akan novel yang kita baca dahulu
      Yang terlewat per-babnya sekan berjalan flasback
      Bisikku untukmu....
       “Terima kasih”

Suara Rakyat, untuk Pemimpin Masa Depan ( yang Sesungguhnya)



Suara Rakyat,  Untuk Pemimpin Masa Depan
( Yang Sesungguhnya )


Jujur saja, aku terkadang tak begitu paham akan masalah politik Indonesia, karena bagiku mereka yang masuk dan terjun ke dalamnya sama – sama mempunyai tujuan yang serupa. Ingin memajukan bangsa dan negara bangsa Indonesia, walau menggunakan cara – cara yang berbeda. Tentu saja, semua masyarakat di Indonesia segera ingin melepas gelar dari jabatan “ Negara Berkembang “ dan secepatnya berevolusi ke “ Negara Maju “. Walau begitu, terkadang banyak dari masyarakat Indonesia sendiri yang hanya ingin cara instan dan segera merasakannya. Intinya saat ini aku ingin membahas tetang masyarakat Indonesianya sendiri, bukan pada pemerintahnya.
Oke, para calaon pemimpin baik dengan jabatan presiden, MPR, DPR, wakil presiden, dan yang lainnya kebanyakan kita tak mengenalnya luar dalam. Kita dapat mengetahui kepribadian mereka hanya dari berita baik koran maupun televisi dan internet, tak urung kadang melalui isu ataupun gosip yang beredar dengan cepat. Oleh karena itu kebanyakan dari mereka berpikir seperti “ Aku nggak kenal mereka, buat apa aku pilih salah satu dari mereka jika cuman mereka yang untung? Lagi pula apa mereka begitu aku pilih akan langsug berkunjung ke rumah kasih ucapan trimakasih karena aku udah milih mereka? Nggak kan? Buang tenaga aja sama waktu. “ ataupun seperti “ Kalaupun aku milih nggak milih sama sekali nggak ada ngaruhnya. Dari dasarnya aja kali Indonesia kayak gini. “  dan ada pula yang berkomentar seperti “ Para caleg itu cuman ingin jabatan aja, untungnya ya buat mereka aja. Buktinya begitu selesai masa kampanye yang mana mereka suka bagi – bagi nyatanya begitu terpilih mereka langsung lupa asalnyakan? Katanya semuanya untuk kepentingan rakyat, coba liat kebanyakan yang dapat semua dari pemerintah ya para calegnya !?”
Pemikiran seperti itu selalu saja ada pada saat pemilu menjelang yang mengakibatkan adanya istilah “ GOLPUT “. Baik, warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban dalam berkewarganegaraan, salah satunya tentu saja memilih. Akan tetapi melilih di sini kerap kali disalah gunakan oleh mereka yang suka sekali mengembalikakan kata – kata. Karena punya hak pilih, bagi mereka golput juga salah satu pilihan. Dan sering kali mereka yang golput suka sekali memprotes pemerintah yang ada dalam melaksanakan tugasnya. Bagiku mereka yang seperti itu hanya bisa menang dalam kata – kata, kalau mereka selalu mencoba protes kenapa tidak mereka saja yang maju dan dengan cara mereka sendiri untuk merubah Indonesia menjadi baik versi “ Mereka “.
Pada masa – masa seperti ini nyawa dari Indonesia jelas berada di tangan rakyat. Serharusnya. Akan tetapi aku terkadang tak berpikir demikian, setelah sempat mengetahui beberapa fakta dari pemerintahan Indonesia yang dapat dibilang termasuk kelam, jelas pemikiran negatif sebelumnya yang aku berpikir akan “ GOLPUT” itu salah seakan mulai aku review kembali. Rakyat memang benar tak tahu menahu soal bidang politik dan pemerintahannya yang berjalan selama ini. Bukannya aku punya maksud buruk pada para calon “ Penguasa “ di Indonesia ini, akan tetapi mereka yang selalu bilang bahwa satu suara kita sangagtlah berpengaruh dalam memajukan  negara Indonesia ini seakan hanya kata – kata omong kosong. Buat apa kita bersusah payah memilih bila sudah ada skenario sendiri dibalik semuanya?
Tapi walau demikian aku masih berharap akan kemajuan dari bangsa Indonesia sendiri. Jadi, satu – satunya yang dapat dilakukan dalam pemerintah adalah merevisi pengulangan dalam sistemnya bukan? Hal tersebut hanya bisa dilakukan pada para calon dari     “ Pemimpin “ untuk masa depan. Dan siapa mereka? Tentu saja adalah para pemuda – pemudi dari Indonesia sendiri. Yang mempunyai rasa tanggung jawab akan negara Indonesia sendiri, rasa nasionalisme yang nggak kalah besar dari para pemimpin saat ini. Memang pengalaman dalam memimpin itu penting, tapi semua selalu dari niatnya bukan? Jadi seharusnya dalam berpoltik di pemerintahan Indonesia tidak ada rasa senioritas, karena kita sama – sama ingin memajukan negara ini.

Mahabhakti, opini Pramukaku



Mahabakti, Opini Pramukaku
Mahabakti merupakan suatu acara rutin di MANSA, dimana merupakan acara yang dibuat oleh organisasi pramuka di sana. Panitianya merupakan kakak kelas dari angkatan sebelum kami. Acaranya cukup sederhana, berupa kegiatan perkemahan di suatu tempat, lalu di sana akan diadakan semacam kegiatan seperti berbagai lomba yang berhubungan denagn pramuka maupun tidak. Kali ini, aku akan menceritakan pengalamanku pada saat mengikutinya...
            Klasik, awal kegiatan kami adalah upacara pembuakaan, perjalanan menuju tempat berkumpul, lalu diadakan semacam kuis bagi siapa yang dapat menjawab akan bisa melakaukan perjalanan menuju bumi perkemahannya. Nah, pada perjalanan kami ini benar – benar bikin lelah dan capek. Perjalannnya cukup jauh, dan layaknya penjelajahan pada pramuka, kana diadakannya pos – pos  dalam perjalannnya. Jujur saja, reguku cukup buruk dalam melewatinya, tapi juga seru. Seperti pada pos tentang sandi dan semaphore, kami menjawab dengan asal – asalan  agar dapat lewat secepat mungkin. Belum lagi, kami kesasar dan salah dalam memilih jalan pada pos terakhir, mengakibatkan kami nyaris sebagai regu yang terakhir datang.
            Setelah melakukan semacam regristasi, kami segera membangun tenda, seneng aja e  tenda kami cukup bagus dan luas. Belum lagi posisi kami yang strategis karena dekat dengan semua fasilitas, merupakan perbatasan antara kapling daerah cowok dan cewek. Yang mejadikan tenda kami semacam basecamp bagi kelas XB. Karena itulah, tenda kami bisa mulai dari tempat nongkrong, numpang tidur baik di luar maupun di dalam tenda, tempat masak pada saat adanya lomba masak, bisa juga untuk tempat pelarian bagi anak – anak yang kabur dari tugas, belum lagi jika regu kami masak bisa masak untuk lebih dari porsi yang seharusnya, karena banyak juga yang ikut makan di sana, jadinya bisa rame aja.
            Hmmmm..., untuk kegiatan selanjutnya banyak diisi dengan lomba – lomba yang ada. Biasanya selagi aku punya waktu selo, kebanyakan kelas XB baik cewek maupun cowok akan berkumpul di warung di bagian belakang sendiri dari semua tenda yang ada. Karena adanya larangan cewek dan cowok untuk gabung, jadi kami biasa kumpul di situ pada waktu tertentu. Kami biasa hanya ngobrol ngalur kidu nggak jelas, saling cerita, bercanda, makan, minum, jajan, dan yang alin. Jujur aja, itu adalah waktu yang tenang dan menyenangkan selama bukan aku yang jadi korban pembuliannya sih...hehhe
            Kalau menjalani kegiatan yang jelas padat peuh jadwal gitu, aku musti bisa tidur yang enak, sayangnya alam berkata lain. Karena cuaca yang emnag jelas nggak mendukung sama sekali itu, mengakibatkan sering hujan, bukan hujan biasa, hujan yang deres banget! Gara – gara itu tenda jadi kemasukan air, gara – gara tenda kemasukan air, tasnya juga jadi ikut kemasukan air, karena itu pakaian dan segala macam barang jadi basah, “ Teles kebes”. Dan kejadian itu nggak cuman kejadian sekali, tapi mungkin sudah dua atau tiga kali. Jadi kadang aku pikir percuma juga harus di jemur berulang kali.Karena ada acara tenda basah, jelas dong kita nngak mungkin bis atidur di tenda. Makanya akhirnya yng perempuan tidur di aula dan yang laki – laki tidur di masjid yang ada. Untuk tidur itupun harus repot juga. Karena apa? Karena harus melewati pemerikasaan dari kakak kelas apakah tendanya walau basak masi bisa di buat tidur atau nggak. Repot dan bikin tambah capek lagi.
            Kalau ada acara perkemahan setahun sekali itu, sudah  menjadi rahasia umum untuk  ada acara yang biasa aku sebut “ Gojlok –gojlokkan “ Jujur aja, karena dulu waktu SMP aku ikut anak inti atau kalau di sisni disebut sebagai Biro, saat kelas delapan dan juga menjadi BPH nya sebagai sekretaris. Jadi untuk hal seperti itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Jadi sudah sering banget ngalaminnya dari para alumni maupun kakak angkatan. Lalu untuk hukuman juga sudah sering, karena satu kali ada yang melakukan kesalahan maka semua anak juga harus kena juga hukumannya. Solidaritas. Jadi walau kena penyakit asma turunan aku nggak terlalu masalah untuk push up, karena itu bukan salah satu pemicu aku bisa kambuh. Tapi walau seperti itu, bagiku acara yang pada saat itu cukup keterlaluan. Karena walau tujuan mungkin untuk menyadarkan kami semua akan pramuka, tapi bagiku itu caranya salah. Jadi karena pramuka dari luar cukup identik dengan hal – hal seperti ketegasan, kerapian, aturan, mandiri, kakak kelas yang galak, alumni yang suka banget marah – marah, hukuman, dan lainnya. Tapi aku yang sudah pernah merasakan masuk ke dalam lingkaran yang sesungguhnya pramuka juga nggak menyangkal, tetapi semuanya nggak benar. Dalam pramuka yang aku tahu paramuka itu menyenangkan, rasa solid dan pedulinya itu tinggi, aku bisa dapat pengalaman dan pelajaran yang berharga. Karena hal itulah aku cukup ngerasa kecewa aja, di mana kita dapat membuat seseorang suka akan pramuka jika cara yang digunakan itu benar, dan akan berkebalikan jika menggunakan cara yang salah. Tapi yang jelas itu semua hanya opiniku.

           
           

Senin, 14 April 2014

Lukisan Kecil Bumiku#puisi


Lukisan Kecil Bumiku


Bumiku...Indonesiaku...sungguh indah bukan?
Dengan ribuan kilo tanah membentang hebat
Ratusan air mengalir murni tanpa waktu
Beberapa angin kian mendingin, seakan dapat menembus tulang pagi
          
Sebatas aku melihat... dua warna tanpa batas
Biru di angkasa atas, dan hijau di langit bawah
Sensasi unik yang hampir hilang dalam memori
Yang begitu jelas tercetak pada kanvas putih suciku
Tapi dengan semua itu, mungkin sekarang sepenuhnya   terlupa
Iya mungkin, ingatan masa lalu akan Indonesiaku

Berbagai tangan pelukis amatir melempar warna dengan bebas
Tumpahkan cat  warna gelap dengan sengaja
Dengan mata penuh ambisi dalam pikiran negatif
Dalam kanvas berawal dua warna yang terhubung itu
Keruh, buruk...apa inikah masa depan?

Bumiku...Indonesiaku...engkau dalam keadaan gawat
Dipenuhi dengan orang semacam mereka
Bagaimanakah perasaanmu saat ini?
Miris bukan? maaf tolong jangan marah

Ku torehkan warna cerah menumpuk warna yang gelap
Dengan hati - hati agar bumiku tak mengamuk lagi
Berharap pelukis amatir itu dapat mengikutiku
Dan merasakan kenangan akan lukisan bumi kecilku berawal...