Minggu, 27 April 2014

Mahabhakti, opini Pramukaku



Mahabakti, Opini Pramukaku
Mahabakti merupakan suatu acara rutin di MANSA, dimana merupakan acara yang dibuat oleh organisasi pramuka di sana. Panitianya merupakan kakak kelas dari angkatan sebelum kami. Acaranya cukup sederhana, berupa kegiatan perkemahan di suatu tempat, lalu di sana akan diadakan semacam kegiatan seperti berbagai lomba yang berhubungan denagn pramuka maupun tidak. Kali ini, aku akan menceritakan pengalamanku pada saat mengikutinya...
            Klasik, awal kegiatan kami adalah upacara pembuakaan, perjalanan menuju tempat berkumpul, lalu diadakan semacam kuis bagi siapa yang dapat menjawab akan bisa melakaukan perjalanan menuju bumi perkemahannya. Nah, pada perjalanan kami ini benar – benar bikin lelah dan capek. Perjalannnya cukup jauh, dan layaknya penjelajahan pada pramuka, kana diadakannya pos – pos  dalam perjalannnya. Jujur saja, reguku cukup buruk dalam melewatinya, tapi juga seru. Seperti pada pos tentang sandi dan semaphore, kami menjawab dengan asal – asalan  agar dapat lewat secepat mungkin. Belum lagi, kami kesasar dan salah dalam memilih jalan pada pos terakhir, mengakibatkan kami nyaris sebagai regu yang terakhir datang.
            Setelah melakukan semacam regristasi, kami segera membangun tenda, seneng aja e  tenda kami cukup bagus dan luas. Belum lagi posisi kami yang strategis karena dekat dengan semua fasilitas, merupakan perbatasan antara kapling daerah cowok dan cewek. Yang mejadikan tenda kami semacam basecamp bagi kelas XB. Karena itulah, tenda kami bisa mulai dari tempat nongkrong, numpang tidur baik di luar maupun di dalam tenda, tempat masak pada saat adanya lomba masak, bisa juga untuk tempat pelarian bagi anak – anak yang kabur dari tugas, belum lagi jika regu kami masak bisa masak untuk lebih dari porsi yang seharusnya, karena banyak juga yang ikut makan di sana, jadinya bisa rame aja.
            Hmmmm..., untuk kegiatan selanjutnya banyak diisi dengan lomba – lomba yang ada. Biasanya selagi aku punya waktu selo, kebanyakan kelas XB baik cewek maupun cowok akan berkumpul di warung di bagian belakang sendiri dari semua tenda yang ada. Karena adanya larangan cewek dan cowok untuk gabung, jadi kami biasa kumpul di situ pada waktu tertentu. Kami biasa hanya ngobrol ngalur kidu nggak jelas, saling cerita, bercanda, makan, minum, jajan, dan yang alin. Jujur aja, itu adalah waktu yang tenang dan menyenangkan selama bukan aku yang jadi korban pembuliannya sih...hehhe
            Kalau menjalani kegiatan yang jelas padat peuh jadwal gitu, aku musti bisa tidur yang enak, sayangnya alam berkata lain. Karena cuaca yang emnag jelas nggak mendukung sama sekali itu, mengakibatkan sering hujan, bukan hujan biasa, hujan yang deres banget! Gara – gara itu tenda jadi kemasukan air, gara – gara tenda kemasukan air, tasnya juga jadi ikut kemasukan air, karena itu pakaian dan segala macam barang jadi basah, “ Teles kebes”. Dan kejadian itu nggak cuman kejadian sekali, tapi mungkin sudah dua atau tiga kali. Jadi kadang aku pikir percuma juga harus di jemur berulang kali.Karena ada acara tenda basah, jelas dong kita nngak mungkin bis atidur di tenda. Makanya akhirnya yng perempuan tidur di aula dan yang laki – laki tidur di masjid yang ada. Untuk tidur itupun harus repot juga. Karena apa? Karena harus melewati pemerikasaan dari kakak kelas apakah tendanya walau basak masi bisa di buat tidur atau nggak. Repot dan bikin tambah capek lagi.
            Kalau ada acara perkemahan setahun sekali itu, sudah  menjadi rahasia umum untuk  ada acara yang biasa aku sebut “ Gojlok –gojlokkan “ Jujur aja, karena dulu waktu SMP aku ikut anak inti atau kalau di sisni disebut sebagai Biro, saat kelas delapan dan juga menjadi BPH nya sebagai sekretaris. Jadi untuk hal seperti itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Jadi sudah sering banget ngalaminnya dari para alumni maupun kakak angkatan. Lalu untuk hukuman juga sudah sering, karena satu kali ada yang melakukan kesalahan maka semua anak juga harus kena juga hukumannya. Solidaritas. Jadi walau kena penyakit asma turunan aku nggak terlalu masalah untuk push up, karena itu bukan salah satu pemicu aku bisa kambuh. Tapi walau seperti itu, bagiku acara yang pada saat itu cukup keterlaluan. Karena walau tujuan mungkin untuk menyadarkan kami semua akan pramuka, tapi bagiku itu caranya salah. Jadi karena pramuka dari luar cukup identik dengan hal – hal seperti ketegasan, kerapian, aturan, mandiri, kakak kelas yang galak, alumni yang suka banget marah – marah, hukuman, dan lainnya. Tapi aku yang sudah pernah merasakan masuk ke dalam lingkaran yang sesungguhnya pramuka juga nggak menyangkal, tetapi semuanya nggak benar. Dalam pramuka yang aku tahu paramuka itu menyenangkan, rasa solid dan pedulinya itu tinggi, aku bisa dapat pengalaman dan pelajaran yang berharga. Karena hal itulah aku cukup ngerasa kecewa aja, di mana kita dapat membuat seseorang suka akan pramuka jika cara yang digunakan itu benar, dan akan berkebalikan jika menggunakan cara yang salah. Tapi yang jelas itu semua hanya opiniku.

           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar