Mahabakti, Opini Pramukaku
Mahabakti
merupakan suatu acara rutin di MANSA, dimana merupakan acara yang dibuat oleh
organisasi pramuka di sana. Panitianya merupakan kakak kelas dari angkatan
sebelum kami. Acaranya cukup sederhana, berupa kegiatan perkemahan di suatu
tempat, lalu di sana akan diadakan semacam kegiatan seperti berbagai lomba yang
berhubungan denagn pramuka maupun tidak. Kali ini, aku akan menceritakan
pengalamanku pada saat mengikutinya...
Klasik, awal kegiatan kami adalah upacara pembuakaan,
perjalanan menuju tempat berkumpul, lalu diadakan semacam kuis bagi siapa yang
dapat menjawab akan bisa melakaukan perjalanan menuju bumi perkemahannya. Nah,
pada perjalanan kami ini benar – benar bikin lelah dan capek. Perjalannnya
cukup jauh, dan layaknya penjelajahan pada pramuka, kana diadakannya pos –
pos dalam perjalannnya. Jujur saja,
reguku cukup buruk dalam melewatinya, tapi juga seru. Seperti pada pos tentang
sandi dan semaphore, kami menjawab dengan asal – asalan agar dapat lewat secepat mungkin. Belum lagi,
kami kesasar dan salah dalam memilih jalan pada pos terakhir, mengakibatkan
kami nyaris sebagai regu yang terakhir datang.
Setelah melakukan semacam regristasi, kami segera
membangun tenda, seneng aja e tenda kami
cukup bagus dan luas. Belum lagi posisi kami yang strategis karena dekat dengan
semua fasilitas, merupakan perbatasan antara kapling daerah cowok dan cewek.
Yang mejadikan tenda kami semacam basecamp bagi kelas XB. Karena itulah, tenda
kami bisa mulai dari tempat nongkrong, numpang tidur baik di luar maupun di
dalam tenda, tempat masak pada saat adanya lomba masak, bisa juga untuk tempat
pelarian bagi anak – anak yang kabur dari tugas, belum lagi jika regu kami
masak bisa masak untuk lebih dari porsi yang seharusnya, karena banyak juga
yang ikut makan di sana, jadinya bisa rame aja.
Hmmmm..., untuk kegiatan selanjutnya banyak diisi dengan
lomba – lomba yang ada. Biasanya selagi aku punya waktu selo, kebanyakan kelas
XB baik cewek maupun cowok akan berkumpul di warung di bagian belakang sendiri
dari semua tenda yang ada. Karena adanya larangan cewek dan cowok untuk gabung,
jadi kami biasa kumpul di situ pada waktu tertentu. Kami biasa hanya ngobrol
ngalur kidu nggak jelas, saling cerita, bercanda, makan, minum, jajan, dan yang
alin. Jujur aja, itu adalah waktu yang tenang dan menyenangkan selama bukan aku
yang jadi korban pembuliannya sih...hehhe
Kalau
menjalani kegiatan yang jelas padat peuh jadwal gitu, aku musti bisa tidur yang
enak, sayangnya alam berkata lain. Karena cuaca yang emnag jelas nggak
mendukung sama sekali itu, mengakibatkan sering hujan, bukan hujan biasa, hujan
yang deres banget! Gara – gara itu tenda jadi kemasukan air, gara – gara tenda
kemasukan air, tasnya juga jadi ikut kemasukan air, karena itu pakaian dan
segala macam barang jadi basah, “ Teles kebes”. Dan kejadian itu nggak cuman
kejadian sekali, tapi mungkin sudah dua atau tiga kali. Jadi kadang aku pikir
percuma juga harus di jemur berulang kali.Karena ada acara tenda basah, jelas
dong kita nngak mungkin bis atidur di tenda. Makanya akhirnya yng perempuan
tidur di aula dan yang laki – laki tidur di masjid yang ada. Untuk tidur itupun
harus repot juga. Karena apa? Karena harus melewati pemerikasaan dari kakak
kelas apakah tendanya walau basak masi bisa di buat tidur atau nggak. Repot dan
bikin tambah capek lagi.
Kalau ada acara perkemahan setahun sekali itu, sudah menjadi rahasia umum untuk ada acara yang biasa aku sebut “ Gojlok
–gojlokkan “ Jujur aja, karena dulu waktu SMP aku ikut anak inti atau kalau di
sisni disebut sebagai Biro, saat kelas delapan dan juga menjadi BPH nya sebagai
sekretaris. Jadi untuk hal seperti itu sudah menjadi hal yang biasa untukku.
Jadi sudah sering banget ngalaminnya dari para alumni maupun kakak angkatan.
Lalu untuk hukuman juga sudah sering, karena satu kali ada yang melakukan
kesalahan maka semua anak juga harus kena juga hukumannya. Solidaritas. Jadi
walau kena penyakit asma turunan aku nggak terlalu masalah untuk push up,
karena itu bukan salah satu pemicu aku bisa kambuh. Tapi walau seperti itu,
bagiku acara yang pada saat itu cukup keterlaluan. Karena walau tujuan mungkin
untuk menyadarkan kami semua akan pramuka, tapi bagiku itu caranya salah. Jadi
karena pramuka dari luar cukup identik dengan hal – hal seperti ketegasan,
kerapian, aturan, mandiri, kakak kelas yang galak, alumni yang suka banget
marah – marah, hukuman, dan lainnya. Tapi aku yang sudah pernah merasakan masuk
ke dalam lingkaran yang sesungguhnya pramuka juga nggak menyangkal, tetapi
semuanya nggak benar. Dalam pramuka yang aku tahu paramuka itu menyenangkan,
rasa solid dan pedulinya itu tinggi, aku bisa dapat pengalaman dan pelajaran
yang berharga. Karena hal itulah aku cukup ngerasa kecewa aja, di mana kita
dapat membuat seseorang suka akan pramuka jika cara yang digunakan itu benar,
dan akan berkebalikan jika menggunakan cara yang salah. Tapi yang jelas itu
semua hanya opiniku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar